Sang Maestro, Si Metronome, Andrea Pirlo
Berita Sepak Bola: Dari Flero di Brescia sampai New York di Amerika Serikat. Setelah 27 tahun sang maestro memutuskan menyudahi karier sepakbolanya. Andrea Pirlo akan dikenang dan dirindukan.
“Pirlo bisa membuat kakinya melakukan apapun yang dia inginkan. Dia seorang genius.”
Sanjungan Johan Cruyff itu menggambarkan apa yang bisa dibuat Pirlo di atas lapangan.
Pirlo bukan tipikal pemain sepakbola yang energik, gesit, atau punya speed tinggi. Pria kelahiran 19 Mei 1979 itu punya keistimewaan berupa visi bermain yang luar biasa. Dari lapangan tengah tempatnya beroperasi, Pirlo bisa melihat ke semua sisi lapangan.
Dia mengantisipasi pergerakan, dan mengirim bola ke tempat yang paling membutuhkan. Pirlo melihat celah-celah kecil untuk melepaskan operan, memaksimalkan dengan sebaik-baiknya kreativitas dan kemampuan teknik luar biasa yang dipunya untuk dimanfaatkan rekannya membangun serangan atau bikin gol.
Mengawali karier di Brescia, Pirlo jadi sedikit pemain yang pernah berseragam tiga klub terbesar Serie A. Sebelum memutuskan menggantung sepatu, Pirlo menjalani dua musim sebagai penggawa News York City di Major League Soccer.
Category: Sepak Bola